Kamis, 17 Februari 2011

kehamilan resiko tinggi


Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal.

Tidak ada batasan mengenai “KEHAMILAN RESIKO TINGGI” yang dapat diterima secara penuh. Namun, pada umumnya kehamilan resiko tinggi adalah bila kehamilan mencakup hal-hal sebagai berikut :

Ibu dan atau anak pada satu jenis kehamilan tertentu memiliki resiko penyakit atau kematian yang lebih besar dibandingkan kehamilan pada umumnya

Kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan pada satu jenis kehamilan tertentu lebih besar dibandingkan kehamilan pada umumnya.

Beberapa faktor resiko sudah ada sebelum seorang wanita memperoleh kehamilan.

I. Faktor Resiko Fisik

Usia

Usia <>

Resiko terjadi preeklampsia-eklampsia

Persalinan preterm

Anemia

BBLR – Bayi Berat Badan Lahir rendah

Distosia

Usia > 35 tahun

Hipertensi Dalam Kehamilan

Diabetes Gestasional

Kelainan kromosom

Kematian janin

Solusio plasenta

Plasenta previa

Partus lama
II  Masalah pada kehamilan sebelumnya :
1.Persalinan preterm
2.BBLR
3.Makrosomia
4.Janin dengan kelainan kongenital
5.Riwayat abortus
6.Persalinan posmatur
7.Inkompatibiltas Rhesus
8.Persalinan operatif pervaginam atau sectio caesar
9.Kematian neonatal
10.Pasien mungkin memiliki kondisi yang menyebabkan keadaan diatas dapat terulang. Sebagai contoh pasien DM akan cenderung untuk melahirkan anak makrosomia ( BBL > 4000 gram ) atau pasien yang pernah melahirkan anak dengan kelainan kongenital 
III Masalah pada kehamilan sebelumnya :
1.Persalinan preterm
2.BBLR
3.Makrosomia
4.Janin dengan kelainan kongenital
5.Riwayat abortus
6.Persalinan posmatur
7.Inkompatibiltas Rhesus
8.Persalinan operatif pervaginam atau sectio caesar
9.Kematian neonatal
10.Pasien mungkin memiliki kondisi yang menyebabkan keadaan diatas dapat terulang. Sebagai contoh pasien DM akan cenderung untuk melahirkan anak makrosomia ( BBL > 4000 gram ) atau pasien yang pernah melahirkan anak dengan kelainan kongenital

III Faktor Resiko Sosial

Wanita hamil yang tidak menikah ( ‘unwanted Pregnancy’ )

Sosial ekonomi rendah (kelompok ini sering merupakan perokok berat, penyalah gunaan obat, nutrisi yang tidak memadai, akses kepepalayan kesehatan yang rendah) 
IV Multiparitas :

1.Resiko partus presipitatus

2.Resiko perdarahan pasca persalinan
IV Multiparitas :
1.Resiko partus presipitatus
2.Resiko perdarahan pasca persalinan

Selama kehamilan dapat timbul masalah atau keadaan tertentu yang menyebabkan kehamilan menjadi meiliki resiko tinggi. Sebagai contoh, seorang wanita hamil dapat terpapar dengan beberapa bahan teratogenik seperti radiasi. Bahan kimia tertentu, obat atau infeksi. Namun dapat pula terjadi gangguan-gangguan yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan.

Obat :

Obat anti jerawat

Obat anti kejang

Antibiotika tertentu ( streptomycin, teteracyclin)

Anti hipertensi ( ACE-angiostensin converting enzyme inhibitor )

Methrotexate ( blokade aktivitas asam folat )

Kokain :

Solusio plasenta

Persalinan preterm

Kematian neonatus

Alkohol :

Retardasi mental

Nikotin :

Kematian neonatus

Komplikasi kehamilan (persalinan preterm, plasenta previa, solusio plasenta, ketuban pecah dini, Pertumbuhan janin terhambat, retardasi mental dan ganguan perilaku)

 
Komplikasi ini hanya terjadi selama kehamilan dan dapat mengenai ibu dan atau anak. Antara lain :
1.Plasenta previa
2.Solusio plasenta
3.Perdarahan berlebihan selama kehamilan akan dapat menyebabkan renjatan dan berakibat fatal pada ibu dan anak bila tidak dtangani dengan baik.
  Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung pada keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin. Jika ibu sehat dan didalam darahnya terdapat zat-zat makanan dan bahan-bahan organis dalam jumlah yang cukup, maka pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan akan berjalan baik.

  Dalam kehamilan, plasenta akan befungsi sebagai alat respiratorik, metabolik, nutrisi, endokrin, penyimpanan, transportasi dan pengeluaran dari tubuh ibu ke tubuh janin atau sebaliknya. Jika salah satu atau beberapa fungsi di atas terganggu, maka janin sepertitercekik”, dan pertumbuhannya akan terganggu.
  Penyakit yang diderita ibu baik sejak sebelum hamil ataupun sesudah kehamilan, seperti : penyakit paru, penyakit jantung sianotik, penyakit ginjal dan hipertensi, penyakit kelenjar endokrin ( gondok , diabetes mellitus, penyakit hati ), penyakit infeksi ( virus, bakteri parasit ), kelainan darah ibu-janin ataupun keracunan obat dan bahan-bahan toksis, juga merupakan penyabab yang mengakibatkan terjadinya gangguan dan penyulit pada kehamilan.

  Disamping itu, kehamilan sendiri dapat menyebabkan terjadinya penyakit pad ibu hamil. Penyakit yang tergolong dalam kelompok ini antara lain : toksemia gravidarum ( keracunan hamil ), perdarahan hamil tua yang disebabkan karena plasenta previa ( plasenta menutupi jalan lahir ), dan solusio plasenta ( plasenta terlepas sebelum anak lahir ). Penyebab kematian ibu bersalin di Indonesia masih di dominasi oleh perdarahan, infeksi dan toksemia gravidarum.

  Demikian juga bila ditemukan kelainan pertumbuhan janin baik berupa kelainan bawaan ataupun kelainan karena pengaruh lingkungan, maka pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan dapat mengalami gangguan.
 
Menurut penelitian telah diketahui bahwa umur reproduksi sehat pada seorang wanita berkisar antara 20-30 tahun, artinya ; melahirkan setelah umur 20 tahun jarak persalinan sebaiknya 2-3 tahun dan berhenti melahirkan setelah umur 30 tahun. Berarti anak cukup 2-3 orang. Telah dibuktikan bahwa kelahiran ke empat dan seterusnya akan meningkatkan kematian ibu dan janin.

  Abortus(keguguran), prematuritas dan dismaturitas(bayi kecil untuk masa kehamilan ) dan postdatisme ( kehamilan lewat waktu ) kadang-kadang masih sulit di deteksi dengan baik. Dengan pengenalan dan penanganan dini, gangguan dan penyulit kehamilan dapat dikurangi.
  Dalam kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin sebaiknya harus dapat diikuti dengan baik. Adanya kelainan pertumbuhan janin seperti KMK ( kecil untuk masa kehamilan ), BMK ( besar untuk masa kehamilan ), kelainan bawaan seperti hidrosefalus, hidramnion, kehamilan ganda ataupun adanya kelainan letak janin sedini mungkin harus segera dapat di deteksi. Bila keadaan ini baru di diagnosa pada kehamilan lanjut, maka penyulit pada kehamilan dan persalinan akan sering dijumpai.
 
Kemiskinan, kebodohan, ketidaktahuan, dan budaya diam wanita Indonesia, ditambah lagi oleh transportasi yang sulit dan ketidakmampuan membayar pelayanan yang baik akan menyebabkan pelayanan antenatal di Indonesia masih kecil cakupannya.

Disamping itu karena pelayanan obstetri di lini terdepan masih sangat terbatas cakupannya dan belum mampu menanggulangi kasus gawat darurat, ditambah dengan transportasi yang masih sulit dan tidak mampu membayar pelayanan yang baik, banyak kasus rujukan yang diterima di Rumah Sakit sudah sangat terlambat dan gawat sehingga sulit ditolong.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar